Dibanding dengan komputer atau mesin, bekerja dengan manusia memang “LEBIHHHH”. Lebih menyenangkan, lebih bervariasi, lebih heboh, lebih ruwet daaaannn lebih PUSING. Gimana ngga, manusia punya keinginan, dilain sisi juga punya keterbatasan. Mengambil jalan tengah diantara kedua kutub yang bertentangan ini merupakan suatu tantangan yang ruarrr biyasahhh!
Kebiasaan orang Indonesia adalah mengerjakan sesuatu dengan keroyokan dengan alasan “lebih banyak otak lebih baik”. Padahal tidak semua jenis pekerjaan bisa dikerjakan keroyokan. Utamanya pekerjaan yang membutuhkan detail macam pembuatan proposal dan jadwal kegiatan.
Misal, apa jadinya jika lima orang memelototin satu dokumen proposal yang sama dan saling timpal sana sini untuk melengkapinya? Atau jadwal kegiatan yang disusun bebarengan dan masing-masing pengen diplot di waktu dan tempat sesuai keinginannya sendiri? Bisa-bisa sendok dan piring yang tadinya berlumuran sisa makan siang jadi berlumuran darah. Hiiiiyyy…. #lebay.
Memang semboyan lebih banyak otak lebih baik itu sangat amat benar sekali. Ibaratnya superkomputer yang dilengkapi dengan ratusan prosesor, makin banyak otak yang bekerja makin oke hasil akhir pekerjaannya. Namun sayangnya otak-otak itu punya software sendiri dan juga punya virus sendiri-sendiri. Virus yang dinamakan “kepentingan pribadi”. Virus ini jika ketemu dengan virus lain yang sejenis maka hasilnya adalah HANG, atau kalau di matakuliah Sistem Operasi yang saya ajar, istilahnya adalah DEADLOCK.
Sepertinya akan lebih efisien jika otak-otak yang banyak itu digunakan untuk meletakkan pondasi atau garis besar pekerjaan saja. Sedangkan untuk finishing yang membutuhkan detail, sebaiknya tidak perlu banyak-banyak. Bahkan dua atau satu orang saja cukup. Nanti hasil finishingnya dibahas lagi dengan otak-otak yang lain, kemudian direvisi lagi oleh single atau double otak kalau diperlukan.
Untungnya, kegiatan pembuatan proposal hari ini di kantor ngga melibatkan banyak orang. Hanya bertiga. Itupun sudah lumayan rebyek rasanya. Ibaratnya layang-layang, ini layangannya udah nyambar pucuk-pucuk pohon dan kehilangan ketinggian dikit aja udah nyangkut di batangnya.
Akhirnya dengan sedikit ngos-ngosan mempertahankan ketinggian layang-layang agar ngga nyangkut, selesai juga proposalnya, meski di tempat sampah sudah menggunung kertas-kertas hasil cetakan yang salah dan direvisi berkali-kali.
Selesai fix semuanya, tiba saatnya menyantap nasi bungkus dengan menu masakan padang depan gedung Pascasarjana Brawijaya yang tersohor dengan ke-enak-annya itu. Nyammm…. Rendangnya mak nyosssss. Nahhhh kalo pekerjaan yang satu ini nih, sangat amat TIDAK BOLEH dikerjakan banyak orang. Ya iyalah masa mau keroyokan makan satu piring. Yah meski bisa jadi enak juga sih kalo makannya sama orang yang terkasih… Hehehhe….
Aku pernaah ngalamin masa masa makan sepiring rame2. Malah jatohnya jd banyak makannya. Soalnya gak tau n gak ngerasa porsi masing2nya seberapa.
Hahahahaha dan ngga terasa udah nambah berkali2
Nambah berkali kali segunung2 ;p
makan rame2 pernah… tapi bukan sepiring…. senampan š
Rame2 lebih enak memang š
makan sepiring berdua emang sedap š